Jumat, 07 Desember 2012

ANALITIKA SOSIOLOGI HAL 151-152

ANALITIKA SOSIOLOGI



ANALITIKA
DI FATUULAN, GENERASI MUDA DAN TUA BERJARAK, KEMUDIAN BERSAMA.
Membicarakan pemuda seperti memacak diri dari depan kaca karena bagi kelompok yang lebih muda, kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih baik di waktu. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang berusia tua, hal ini seperti mengkilas balik hidup mereka dan membandingkannya dengan yang sekarang. Hal itulah yang terjadi di Desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu, ketika sebanyak 164 anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda Sedunia.
Di desa yang terletak di Kecamatan Kie ini, CWS Indonesia . Dalam pertemuan itu, dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan masalah-masalah kepemudaan yang terjadi di desa Fatuulan, apa penyebabnya, dan bagaimana pemecahannya. Menarik sekali memperhatikan jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi karena mereka yang berdiskusi, berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang menjadi masalah bagimkelompok generasi muda ternyata berebeda jika dilihat dari kaca mata tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
Minuman keras misalnya, menempati prioritas peratama yang dianggap pemuda sebagai masalah, sedangkan bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama masalah utama dalam masyarakat adalah masalah hamil di luar nikah. Mereka malah tidak melihat minum minuman keras sebagai masalah. Jadi, memeang harus diakui, hal ini menunjukkan bahwa ada jurang yang cukup besar antara generasi muda dan tua.
Perbedaan pandangan antar generai jugalah yang terlihat ketika mereka mendiskusikan masalah hamil di luar nikah. Pemuda melihat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari orang tua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan oleh pemuda itu sendiri yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang antara dua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi. Pemuda mengharapkan adanya komunikasi yang lancar dari orang tua untuk memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan “Pembinaan” sebagai penyelesaiannya .
Nah, kasus diatas hanya secuil dari segudang fakta yang menggambarkan jarak antara pemuda dan generasi sebelumnya. Masih ada lagi hal lain, seperti pemuda merasa selama ini tidak dilibatkan dalam rapat-rapat desa. Hal ini kemudian ditanggapi positif oleh kelompok pemerintah dengan mengajak para pemuda untuk membentuk badan pengurus pemuda tingkat desa, sehingga aspirasi mereka  tertampung.
Akhirnya, aktivitas yang berlangsung dengan kritis selama 6 jamdan diikuti 74orang pemuda serta 90 orang generasi tua ini, ditutup dengan berdansa poloneis. Dansa poleneis merupakan tarian rakyat timur, sebagai tanda kebersamaan antar dua generasi, bukan untuk berjarak.
Pertanyaan :
1.   Apa yang menjadi penyebab perbedaan cara pandang antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda?
Menurut pendapat saya penyebab terjadinya perbedaan antara  generasi itu dikarenakan dengan adanya masalah yang terjadi antara generasi muda dan tua sehingga menyebabkan cara pandang antara kelompok tersebut berbeda karena setia generasi mempunyai karakteristik masing-masing.
2.   Bagaimana pola hubungan keduanya?
Menurut saya pola hubungan yang terjadi antara keduanya bisa menimbulkan prasangka,permasalahan, yang akhirnya mengakibatkan kebersamaan.
3.   Apa solusi terbaik agar kedua kelompok dapat hidup dinamis dan harmonis?
Solusinya dengan diadakannya perkumpulan-perkumpulan antara generasi muda dan tua misalnya dalam peringatan hari sumpah pemuda dimana generasi tua dan muda bersama dan tidak berjarak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar